Jumat, 13 Maret 2015

Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik



Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik

Energi listrik adalah salah satu bentuk
energi yang dapat berubah ke bentuk
energi lainnya. Sejarah tenaga listrik
berawal pada januari 1882, ketika
beroperasinya pusat tenaga listrik yang
pertama di London Inggris. Kemudian
pada tahun yang sama, bulan
September juga beroperasi pusat
tenaga listrik di New York city, Amerika.
Keduanya menggunakan arus searah
tegangan rendah, sehingga belum dapat
mencukupi kebutuhan kedua kota besar
tersebut, dan dicari sistem yang lebih
memadai.
Pada tahun 1885 seorang dari prancis
bernama Lucian Gauland dan John
Gibbs dari Inggris menjual hak patent
generator arus bolak-balik kepada
seorang pengusaha bernama George
Westinghouse. Selanjutnya dikembangan
generator arus bolak-balik dengan
tegangan tetap, pembuatan transformator
dan akhirnya diperoleh sistem jaringan
arus bolak-balik sebagai transmisi
dari pembangkit ke beban/pemakai.
Sejarah penyediaan tenaga listrik di
Indonesia dimulai dengan selesai
dibangunnya pusat tenaga listrik di
Gambir, Jakarta (Mei 1897), kemudian
di Medan (1899), Surakarta (1902),
Bandung (1906), Surabaya (1912), dan
Banjarmasin (1922).
Pusat-pusat tenaga listrik ini pada
awalnya menggunakan tenaga thermis.
Kemudian disusul dengan pembuatan
pusat-pusat listrik tenaga air : PLTA
Giringan di Madiun (1917), PLTA Tes di
Bengkulu (1920), PLTA Plengan di
Priangan (1922), PLTA Bengkok dan
PLTA Dago di Bandung (1923).
Sebelum perang dunia ke-2, pada
umumnya pengusahaan listrik di
Indonesia diolah oleh perusahaanperusahaan
swasta, diantaranya yang
terbesar adalah NIGEM (Nederlands
Indische Gas en Electriciteits
Maatschappij) yang kemudian menjelma
menjadi OGEM (Overzese Gas en
Electriciteits Maatschappij), ANIEM
(Algemene Nederlands Indhische
Electriciteits Maatschappij), dan GEBEO
(Gemeen Schappelijk Electriciteits
Bedrijk Bandung en Omsheken).


Peranan Tenaga Listrik
Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakan oleh turbin dari bentuk energi
lainnya antara lain : dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU; Diesel - PLTD;
Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN.
Energi listrik dari pusat pembangkitnya disalurkan melalui jaringan transmisi yang
jaraknya relatif jauh ke pemakai listrik/konsumen.

Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta
lainnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Konsumen Rumah Tangga
Kebutuhan daya listrik untuk rumah tangga antara 450VA s.d. 4400VA, secara
umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V dan
jumlahnya sangat banyak.

2. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Pada kota-kota besar penerangan jalan umum sangat diperlukan oleh karena
bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara
50VA s.d. 250VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang
digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V.

3. Konsumen Pabrik
Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing
pabrik dayanya dalam orde kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih
menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V / 380V), namun untuk
pabrik-pabrik yang besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya
dengan jaringan tegangan menengah 20kV.

4. Konsumen Komersial
Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta
Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga,
mall, hypermarket, apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk
yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang
berkapasitas besar dengan tegangan menengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar